Alumni Teaching Clinic punya kisah sendiri dalam menyukseskan Global English Network.
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Mungkin kalian nggak asing dengan quote presiden pertama Indonesia itu. Ya, generasi muda kreatif dan cerdas merupakan aset bangsa. Mungkin itulah gambaran yang patut disematkan pada sekumpulan anak muda tergabung dalam Global English Network (GEN) yang saat ini bermarkas di Jl. Raya Lenteng Agung No.3, Jakarta Selatan.
global english network
Siapa sangka, pendiri GEN dan akun informasi pendidikan Scholars yang postingan-nya kerap wira-wiri di akun media sosial kita adalah jebolan Teaching Clinic (TC). Orang-orang itu adalah Syariful Imam dan teman-teman TC 10, seperti Abdul dan Ajai Zainudin. Mereka pun nggak sendirian, ada sejumlah tim yang tergabung mengembangkan program-program GEN, semisal Scholarship Edufair (GSE), English Day In School, Unbox Dream, Super Class, dan Regular Class yang berupa program pelatihan bahasa Inggris profesional.
GEN terbentuk pada tanggal 11 Maret 2016 atas hasil kerjasama dengan lembaga pendahulunya, Global English (GE) di Pare, Kediri. Beberapa program yang sedang mereka jalankan sekarang merupakan adaptasi dari kegiatan-kegiatan GE yang telah sukses dilaksanakan jauh-jauh sebelumnya. Sebut saja Kampung Inggris Education Fair (KEF), Intensive Class, Regular Class, dan program lainnya yang bekerja sama dengan sekolah-sekolah maupun beberapa kampus di Indonesia.
global english
Perlu diketahui bahwa ketiga pemuda tersebut memulai langkahnya dari program beasiswa Teaching Clinic. Imam misalnya, ada 3 alasan yang melatarbelakanginya mendaftar TC. Pertama, penguasaan materi atau ilmu bahasa Inggris yang akan ia dapat. Menurutnya, Pare adalah tempat yang tepat untuk belajar bahasa Inggris secara intensif. Kedua, metode dan pedagogy. Di Teaching Clinic, ia akan mendapatkan arahan bagaimana seorang tutor menyampaikan materi yang dimiliki dengan baik agar siswa tak jenuh saat berada di kelas. Ketiga, berasal dari jurusan pendidikan mendorongnya untuk mendapatkan pengalaman mengajar, terutama menghadapi berbagai background siswa yang berbeda seperti saat mengajar di Kampung Inggris.
“Teaching Clinic membentuk saya menjadi pengajar yang profesional dan kreatif. Di sini saya dibekali dengan berbagai materi bahasa Inggris mulai dari basic, pembuatan RPP dan metode pembelajaran, dan pemberian waktu microteaching sebelum kami diterjukan mengajar kelas-kelas reguler,” jelas Imam.
Mendapat yang diharapkan
Sesuai perkiraannya, ia pun mendapatkan apa yang diharapkannya sebelum mendaftar TC. Penguasaan materi, metode dan pedagogy, serta bagaimana menstabilkan kejiwaan dalam menghadapi beragam siswa ia dapatkan secara cuma-cuma di Teaching Clinic. Saat itu ia berkesempatan mengajar berbagai program reguler Global English yang meliputi Grammar, Speaking, Pronunciation, Vocabulary, dan TOEFL.
Berkat pengalaman yang ia dapatkan itu, saat ini Imam dan kawan-kawannya berhasil mengembangkan lembaga pendidikan bahasa Inggris GEN serta komunitas pejuang beasiswa yang berfungsi sebagai wadah berbagi informasi tentang beasiswa dalam dan luar negeri.
Sukses buat Global English Network (GEN) dengan berbagai inovasi program yang dijalankannya dan salut untuk Global English yang telah berhasil melahirkan pemuda-pemuda kreatif melalui program beasiswa Teaching Clinic.